PETUALANGAN KRI DEWARUCI
Puluhan kadet Akademi TNI Angkatan Laut berdiri di atas KRI Dewaruci, beberapa waktu lalu. (Foto: KOMPAS/Heru Sri Kumoro)
26
April 2010 -- Cerita tentang petualangan di laut selalu mendebarkan.
Cerita Sinbad dan Pirates of the Caribbean menggambarkan bagaimana
manusia bergulat dengan misteri dan kekuatan laut. Tokoh-tokoh seperti
Sinbad dan Jack Sparrow serta kapal The Flying Dutchman dan The Black
Pearl begitu akrab sebagai referensi kita tentang kapal-kapal yang akrab
dengan samudra.
Kita sering lupa, kita punya KRI Dewaruci,
kapal layar jenis Barqoentine bertiang tiga yang sejak dibuat pada 1952
telah mengarungi berbagai lautan dan samudra membawa nama Indonesia.
Dilihat dari riwayat hidupnya, KRI Dewaruci sejak 1961 telah membawa
bendera Merah Putih hingga ke Australia; tahun 1964 keliling dunia
melewati Terusan Suez, Laut Mediterania, Samudra Atlantik, New York,
Terusan Panama, dan Samudra Pasifik; serta pada 2010 ini, KRI Dewaruci
tengah melaksanakan misinya menuju
India-Turki-Spanyol-Perancis-Belgia-Inggris-Belanda-Italia.
Kapal
milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) ini berukuran
relatif kecil dengan panjang tidak sampai 50 meter dan lebar tidak
sampai 10 meter. Namun, ia selalu mengundang decak kagum, baik dari para
pelaut maupun masyarakat umum yang disinggahinya.
KRI Dewaruci
menjadi saksi puluhan tahun bagaimana para taruna AL dibentuk mentalnya.
Tidak hanya kejenuhan yang tak terhingga saat harus berminggu-minggu
tidak bertemu daratan, tetapi juga pekerjaan yang menjemukan yang diisi
dengan mengecat kapal agar tidak berkarat, membersihkan karat, dan
menyiram air agar kayu tidak pecah. Itu baru pekerjaan rutin.
Belum
lagi para kru kapal ini harus berhadapan dengan alam, mulai dari suhu
yang sangat dingin sehingga mandi seperti dengan air es atau matahari
gurun yang menyengat. Tantangan utama datang saat ombak besar mengempas.
Sementara kapal perang lain hadir dengan mesin yang berkekuatan besar,
KRI Dewaruci yang memiliki mesin baling-baling satu berdaun empat ini
kebanyakan mengandalkan angin.
”Semua taruna AL, termasuk
petinggi-petingginya, pasti pernah naik KRI Dewaruci. Ini seperti Kawah
Candradimuka,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Laut (P)
Herry Setianegara.
Pensiun
Sebentar lagi, KRI Dewaruci akan pensiun. Telah lebih dari 57 tahun kapal perang ini mengabdi...
No comments:
Post a Comment